Wujudkan Indonesia Kompeten, Hanif Perkuat Peranan Instruktur BLK

Menaker Hanif Dakhiri mengatakan untuk menghadapi bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah di depan mata, semua komponen bangsa perlu disinergikan dalam rangka menyiapkan SDM atau tenaga kerja berkualitas dan berkompeten.

Mengingat pentingnya kompetensi dalam sudut pandang ketenagakerjaan, Menaker berpendapat dibutuhkan suatu gerakan nasional bersifat masif tentang Gerakan Nasional Peningkatan Kompetensi (GNPK) yang membutuhkan dukungan dari berbagai komponen bangsa.

“Dalam pandangan lebih spesifik peranan  Instruktur di Balai-balai latihan Kerja harus diperkuat  karena memiliki korelasi yang determinan di dalam rangka perwujudan GNPK sebaga ipintu masuk dalam mewujudkan Indonesia kompeten, ” ujar Menaker saat membacakan sambutan acara Pembukaan Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional (KKIN) V bertema ”Melalui kompetisi kita tingkatkan kompetensi dan profesionalisme Instruktur” di Medan, Kamis (10/12).

Menaker menambahkan pembinaan Instruktur harus dipahami sebagai upaya pendayagunaan Instruktur dalam penyelenggaraan pelatihan yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. ”Instruktur swasta, perusahaan/industri merupakan bagian tidak terpisahkan dari pembinaan Instruktur secara keseluruhan, karena memiliki kontribusi yang sama dalam mewujudkan tenaga kerja yang kompeten, ” ujarnya.

Data Kemnaker menunjukan bahwa jumlah Instruktur saat ini 2.873 orang. Sedangkan berdasarkan hasil kajian Kemnaker, kebutuhan Instruktur sampai dengan tahun 2019 di seluruh BLK sekitar 7.200 orang. ”Sehingga kalau Instruktur saat ini tidak ditangani dikawatirkan akan berpengaruh terhadap efektifitas penyelenggaraan pelatihan, ” katanya.

Menaker mengatakan pasar kerja di era globalisasi saat ini telah mengalami perubahan signifikan dan persaingan sangat ketat sehingga memerlukan inovasi, akurasi dan kecepatan memadai dari tersedianya sumber daya manusia yang kompeten, berdaya saing  dan mandiri.

Untuk menghasilkan SDM yang kompeten itu, Meneker menilai harus didukung oleh tersedianya sumber daya dan infrastruktur memadai dan up to date, sistem dan metode yang tepat, regulasi dan kelembagaan yang kuat, arah pembinaan dan kebijakan yang tepat serta komitmen dan koordinasi yang baik antar lintas instansi.

Hanif menguraikan masalah – masalah aktual yang dihadapi saat ini  antara lain jumlah penganggur masih tinggi, terbatasnya jumlah tenaga kerja kompeten, jumlah tenaga kerja  low skill cukup tinggi. Semua masalah itu mengurangi daya saing tenaga kerja Indonesia dan  merupakan tantangan yang perlu dihadapi bersama. Sementara Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai lembaga penyelenggara pelatihan diharapkan dapat menghasilkan output pelatihan yakni tenaga kerja yang kompeten, terserap secara optimal di pasar kerja.

“Pada sisi lain kita sadari bahwa persepsi dunia usaha dan industri pada umumnya bahwa lulusan BLK belum cukup memenuhi kualifikasi sesuai kebutuhan. Masalah terbatasnya Instruktur baik kuantitas maupun kualitas serta  penyebaran nya juga menjadi masalah mengemuka yang perlu dicarikan jalan keluarnya,” kata Menaker seraya berharap perlu adanya kesamaan pemahaman dari berbagai pihak baik di tataran Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/ Kota.

Sebagaimana diketahui bersama, Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Sislatkernas) telah mengamanatkan pengembangan SDM yang kompeten melalui  3 (tiga) pilar utama saling bersinergi yakni  Pertama : standar kompetensi sebagai acuan dalam menyusun program pelatihan. Kedua lembaga pelatihan kerja yang menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi. Ketiga sertifikasi kompetensi sebagai pengendali kualitas sumber daya manusia.

Baca Berita lainnya

Berita seputar Ketenagakerjaan dan Pelatihan.
SaveInta
DPMPTSP & BLK Amuntai Studi Tiru ke BPVP Bandung Barat
Bandung Barat, 30 Oktober 2025 — BPVP Bandung Barat menerima kunjungan studi tiru dari DPMPTSP Hulu Sungai Utara dan UPTD BLK Amuntai. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi antar lembaga pelatihan vokasi di berbagai daerah. Selain itu, kunjungan ini menjadi bagian dari upaya peningkatan mutu layanan pelatihan kerja. Kolaborasi ini penting untuk menjawab tantangan pembangunan SDM yang semakin kompleks. Berbagi Praktik Baik dan Pengalaman Lapangan Kunjungan ini menjadi ajang berbagi pengalaman...
1
BPPP Tegal Benchmarking ke BPVP Bandung Barat
Bandung Barat, 28 Oktober 2025 — BPPP Tegal melakukan kunjungan kerja ke BPVP Bandung Barat dalam rangka benchmarking sistem pelatihan dan sertifikasi. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pengelolaan sertifikasi kompetensi dan produktivitas tenaga kerja. Selain itu, kunjungan ini menjadi langkah awal membangun sinergi antar lembaga pelatihan vokasi. Fokus pada Sertifikasi dan Manajemen SDM Benchmarking ini difokuskan pada pengelolaan sertifikasi kompetensi dan peningkatan produktivitas tenaga kerja....
SaveInta
BPVP Bandung Barat dan BKKBN Sinergi Latih Lansia Produktif
Bandung Barat, 23 Oktober 2025 — BPVP Bandung Barat menjalin kerja sama dengan BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Kolaborasi ini bertujuan menyelenggarakan pelatihan bagi peserta Sekolah Lansia. Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup lansia. Selain itu, kegiatan ini mendukung program pembangunan keluarga yang inklusif dan berkelanjutan. Fokus Pelatihan pada Sektor Produktif Pelatihan difokuskan pada bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil...

Anda Siap Tingkatkan Skill dengan Kami?

Pilih topik pelatihan sesuai minatmu dan segera pelajari materinya untuk menguasai keahlian yang kamu butuhkan dalam karirmu.
Scroll to Top