Aida Fitri, Pariaman Sumatera Barat
Zaman sekarang siapa sih yang pernah berfikir akan menjadi petani?? Menurut catatan Badan Pusat Statistik pertahun 2021, persentase anak muda di usia rentang 16 sampai dengan 30 tahun yang bekerja di sektor pertanian terus menurun. Hingga kini dari perhitungan tersebut hanya ada 3.95 juta petani milenial atau hanya 21,9% dari total seluruh petani d di Indonesia.
Dan saya mencoba untuk menjadi salah satu dari 3.95 juta petani milenial tersebut.
Perkenalkan, nama saya aida, alumni dari Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang jurusan Bahasa dan Sastra Arab yang lulus pada tahun 2018 lalu, Setelah tamat kuliah saya mencoba untuk mengambil langkah dan membulatkan tekad untuk menjadi petani, yakni petani jamur.
Tekad saya menjadi bulat setelah saya mengikuti pelatihan budidaya jamur tiram batch 2 di tahun 2022 selama 20 hari di BPVP Bandung Barat. Selama pelatihan saya benar -benar fokus untuk mendengarkan semua materi yang dibahas oleh instruktur.
Setelah mengikuti pelatihan budidaya jamur tiram saya mendapatkan banyak pengetahuan baru yang sangat membantu saya dalam pendirian kumbung jamur yang saya namai dengan Dejamurmia. Dejamurmia sendiri berdiri pada bulan Juni tahun 2022 lalu, yang saya mulai dengan membuat baglog jamur tiram pertama untuk Dejamurmia sekaligus sebagai bentuk pengaplikasian ilmu yang telah saya dapatkan dari pelatihan budidaya jamur tiram di BPVP Bandung Barat.
Dari pembuatan baglog pertama dejamurmia tersebut, saya berhasil mengikuti acara nasional di Kota Padang bertemakan kewirausahaan yang diadakan oleh HIPMI BPD Sumatera Barat, yang mana saat itu saya mewakili Kota Pariaman dengan membawa salah satu produk olahan jamur yaitu rendang jamur tiram. Tentu saja hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung acara tersebut. Dikarenakan selama ini rendang yang mereka kenal kebanyakan terbuat dari daging sapi atau ayam. Selain produk dari olahan jamur tiram, saya juga membawa baglog jamur untuk ikut dipamerkan kepada seluruh pengunjung, sebagai bentuk edukasi kepada pengunjung bahwa budidaya jamur tiram sangat mudah dan bisa dilakukan di rumah sendiri.
Lalu pada kesempatan yang berbeda, saya juga mengikuti even Gadih Marandang di Kabupaten Agam pada bulan desember 2022. Even ini adalah even perlombaan membuat randang dagiang oleh para siswi SMK se-Sumatera Barat. Pada bazar dan lomba UMKM, dejamurmia menjadi salah satu finalis dengan membawa produk rendang jamur tiram.
Membahas tentang jamur, sejatinya habitat asli jamur tiram adalah di kawasan pegunungan atau dataran tinggi antara 600 hingga 1.200 mdpl, dan mempunyai suhu udara dari 20 – 30 derajat celcius. Dimana hal ini sangat berbanding terbalik dengan letak geografis domisili saya dan lokasi kumbung jamur dejamurmia yakni berada di 2 km dari bibir pantai dengan ketinggian lebih kurang 7 mdpl, sehingga memiliki udara yang cenderung panas. Namun, hal itu tidak membuat saya berhenti untuk terus membudidayakan jamur tiram. Saya terus berusaha mebudidayakan jamur dengan beberapa pengalaman dan saran dari instruktur di BPVP Bandung Barat, yang mana mereka membantu saya dengan memberikan solusi terbaik untuk pengaturan suhu dan kelembaban kumbung yang membuat semakin meningkatnya kualitas jamur tiram yang dihasilkan dari kumbung jamur dejamurmia.
Saat ini dejamurmia telah berusia 14 bulan. Dan kini jangkauan pemasaran jamur tiram telah meluas ke berbagai tempat di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman. Jamur tiram yang dihasilkan mampu membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat sekitar dengan mulai bertambahnya lapangan pekerjaan, berdampak baik untuk lingkungan dan berkurangnya jumlah sampah serbuk kayu, serta memunculkan peluang usaha baru seperti jamur crispy dan jamur sambal geprek.
Selain keberhasilan dari segi perekonomian dan lingkungan yang disebutkan sebelumnya, dejamurmia juga sudah berhasil menambahkan satu lagi varian jamur yaitu jamur kuping yang memiliki 2 jenis jamur, seperti jamur kuping hitam dan jamur kuping merah. Dari budidaya jamur kuping tersebut juga menambahkan nilai lebih pada kumbung jamur dejamurmia, yakni sebagai pembudidaya jamur kuping pertama di Sumatera barat. Dimana antusias masyarakat terhadap jamur kuping juga tidak kalah tinggi dibandingkan dengan jamur tiram.
Pada awal tahun 2023 ini, saya telah membantu beberapa orang yang berminat membudidayakan jamur untuk membangun kumbung, membuat media tanam (baglog) jamur tiram, dan telah bergabung menjadi mitra dejamurmia untuk membantu pemasaran jamur tiram yang dihasilkan. Dengan penambahan kumbung mitra dejamurmia ini maka semakin banyak ketersediaan jamur tiram untuk kebutuhan konsumen nantinya.