Riska Alifasya, Bandung Barat
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk yang sangat banyak dan menempati rangking 4 dunia dengan total penduduk sebanyak 277,5 juta jiwa (Andrianto, 2023). Banyaknya penduduk memiliki dua dampak yang berbeda, di satu sisi banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) mampu memberi harapan besar untuk kemajuan indonesia. Namun disisi lain ada bahaya yang mengintai jika SDM ini tidak dikelola dengan baik. SDM yang tidak terkelola dengan baik akan meningkatkan angka pengangguran di Indonesia. Masalah utama pengangguran di Indonesia adalah kurangnya kemampuan dan keterampilan masyarakat dilapangan. Pada tahun 2023 sendiri tercatat jika sebanyak 7,99 juta jiwa masih belum memiliki pekerjaan, jumlah ini menurun dari tahun sebelumnya. Penurun jumlah pengangguran di Indonesia salah satunya diakibatkan oleh banyaknya pelatihan yang diselenggarkan oleh pemerintah, seperti pelatihan vokasi yang diadakan oleh Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Bandung Barat.
Menurut kemenhukan RI (2022) Pelatihan vokasi adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, dan mengembangkan Kompetensi Kerja untuk mendapatkan standar keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Pelatihan vokasi merupakan upaya pemerintah dalam menurunkan angka pengangguran di Indonesia, hal ini tercantum dalam Dalam peraturan Kementerian Ketenagakerjaan nomor 10 tahun 2021 sebagai upaya Kementerian Ketenagakerjaan dalam mendukung visi misi presiden dan Wakil presiden yang sifatnya mendukung bertujuan mewujudkan tenaga kerja yang kompeten, tangguh, lincah dan berdaya saing dalam hubungan industrial yang kondusif (Wibowo, Nimgrum, dan Setiawan, 2021). Selanjutnya adalah Peraturan Presiden no 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (Kemenko PMK,2023). Dikeluarnya Peraturan Presiden ini diharapkan menjadikan SDM Indonesia mampu bersaing di tingkat global dan menjadi pilar bagi indonesia emas 2024.
Pelatihan vokasi merupakan kolaborasi antara pemerinah dan lembaga pelatihan kerja yang saling berkesinambungan. Pelatihan vokasi ini diharapkan mampu mengembangkan minat, bakat serta keterampilan masyarakat indonesia khususnya masyarakat yang berada pada umur produktif untuk bisa menghasilkan suatu karya yang nantinya akan menjadi sumber keuangan bagi mereka. Dalam skala besar pelatihan inipun mampu untuk membuat masyarakat indonesia bersaing dengan negara luar dalam hal keterampilan serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi lebih banyak masyarakat.
Pada tahun 2021 kinerja pelatihan vokasi memiliki target sebesar 65% dan sudah terealisasi sebesar 59,12%. Capaian ini sudah mendekati target yang diharapkan, dengan relalisasi tenaga kerja mandiri mencapai 89.536 orang kondusif (Wibowo, Nimgrum, dan Setiawan, 2021). Wapres dalam suatu wawancara menyampaikan jika Keberhasilan pelatihan vokasi di BLK (Balai Latihan Kerja) akan memberikan efek positif terhadap penurunan angka pengangguran (Sekertaris Kabinet Republik Indonesia, 2023). Pelatihan vokasi juga dapat mengatasi permasalahan mengenai mismach yang timbul dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sehingga diharapkan lulusan dari pelatihan vokasi ini mampu diserap dengan maksimal oleh DUDI.
Program pelatihan vokasi merupakan program yang sangat baik, karena mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat dan menurunkan tingkat pengangguran. Pelatihan vokasi ini juga mampu memberikan masyarakanp ilihan untuk dia memeilih bidang apa yang ,ereka minati dan ingin ditekuni lebih dalam, sehinga mampu meningkatkan peluang diserapnya tenaga kerja dengan kebutuhan industri saat ini. Sehingga masyarakat mampu memiliki pekerjaan yang sesuai dengan keahlian meraka. Penurunan tingkat pengangguan hal ini tentu juga akan berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.